Pengalaman "Belajar Semangat" Dari Pagar Rumah yang Roboh

Waktu itu..

Pagar depan rumah yang sudah saya bangun dengan menggunakan bambu, tiba-tiba memberikan kejutan.



Bambu yang saya percayakan sebagai penopang bagi bambu yang lain, tidak berdaya lagi.
Roboh..

Tubuhnya sudah tidak kuat lagi menahan bambu-bambu lain yang bersandar padanya.
Brakkk...

Tamatlah sudah riwayat bambu ini. Batangnya ternyata sudah bobrok dan tidak berdaya lagi menahan beban.

Ah...
Beratnya disini

Posisi dimana bambu yang roboh ini berdiri, adalah posisi dimana saya sangat sulit membuat lubang. Tanah disini sangat lembut, selembut batang besi.

Jadi..
Kalau mau membuat lubang, siap-siaplah tangan sakit karena sering terpental saking kerasnya.

Mengapa tanahnya keras?

Karena sudah dilapisi dengan batu kapur. Batu kapur ini hadir karena digunakan sebagai penimbun tanah yang digunakan sebagai jalan.

Agar jalan keras dan tidak becek, batu kapur ditaburkan diatasnya. Kebetulan tanah saya tepat berada disamping jalan.

Jadi mau tak mau terkena cipratannya juga..

Tanah bercampur kapur ini bandel banget kalau dicongkel. Tangan ini sakitnya pooll..

Mau tidak mau saya harus melakukan ini. Agar pagar rumah cantik kembali dan siap menopang bambu lain yang bersandar kepadanya.

Mendapat pelajaran berharga

Ketika tahu bahwa tanah ini keras, rasa malas sudah menggerayangi hati.
Malessss banget..

Maunya tak kerjain besok, tapi pemandangan rumah menjadi tidak sedap. Kalau dikerjain sekarang, tangan pasti sakit..

Karena terpaksa, sayapun segera mengambil linggis dan mulai mencongkel tanah.

Hantaman pertama..
Mental.. Aduh tangan sakit..

Hantaman kedua..
Mental kena batu kapur lagi..

Hantaman ketiga..
Syukurlah, saya masih bisa menahan sakit dari pentalan linggis yang lebih keras..

Mental
Mental
Mental....

Dan akhirnya..
Tangan kesakitan..

Oucchhh....

Tanahnya keras kepala sekali..
Tapi ini tidak menyurutkan minat untuk medongkel lebih dalam dan dalam lagi.

Sampai akhirnya..
Linggis berhasil menyundul sesuatu yang lembut.

Dongkelan sekarang lebih mudah..

Ternyata batu-batu kapur itu sudah berhasil saya halau dari lubang.
Sekarang tinggal mencongkel tanah yang lembutnya seperti salju..

Jleb..
Jleb...
Jleb...
Dan..
Lubang sedalam 5 cm, berhasil saya lipat gandakan menjadi 40 cm..
Asyikkk....

Apa pelajaran yang saya dapatkan?

Ketika terpaksa harus melakukan sesuatu, mau tidak mau mesti dilakukan walaupun tantangannya berat.

Tapi..

Ternyata saya berhasil membuat lubang dan menancapkan bambu pengganti sebagai sandaran pagarnya.

Pagar rumah kembali tertata dengan apiknya.

Ini semua karena kemauan untuk melawan dan menaklukkan batu kapur yang menghalangi tanah lembut.

Halangan demi halangan..
Mental demi mental..
Saya lawan dengan meringis, tapi hasilnya luar biasa lho..

Tanah lembut bisa terjangkau setelah beberapa pentalan yang membuat tangan ngilu.
Pikiran negatif yang sebelumnya muncul sudah kabur entah kemana.

Yang ada hanya rasa kemenangan dan puas karena sudah berhasil membuat sesuatu baik kembali.

Nah..
Disinilah saya kira inti dari kemauan dan kerja keras, hasilnya pasti menyenangkan..

Ketika berhasil melawan cemooh dan ejekan serta pikiran negatif dari sekitar, maka hasilnya luar biasa.

Tak ada yang tak mungkin..
Inilah pelajaran penting yang diberikan oleh pagar bambu yang roboh.

Ia memberikan saya pilihan apakah akan mendiamkannya tergeletak tak berdaya dan menimbulkan kesan jelek atau membuatnya bagus kembali.

Ketika memutuskan untuk membuatnya kembali baik, halangan demi halangan berhasil saya rontokkan satu demi satu.

Hasilnya ya seperti yang diharapkan..
Bagus banget..

Kesimpulannya adalah..

1. Jangan menyerah sebelum mencoba
2. Lawan pikiran negatif yang membuat kita malas
3. Kita tidak akan tahu hasilnya jika belum mencoba kan?
4. Hasil yang bagus tidak akan diperoleh jika tidak dicoba untuk dilakukan. Pagar saya tidak akan berdiri manis lagi jika saya tidak mencoba menaklukkan kebandelan si batu kapur.
5. Semuanya ada solusi ketika masalah datang. Pasti ada..


Baca juga :

Post a Comment for "Pengalaman "Belajar Semangat" Dari Pagar Rumah yang Roboh"