Mau Pintar? Bermainlah

Membuat anak paham atau mengerti pelajaran, tidak melulu dengan penjelasan panjang lebar tanpa ujung.
Jangan anak hanya dijadikan pendengar.



Pasti mereka bosan.
Pembelajaran kurang kreatif.

Pengalaman sebagai murid dulu, ketika ada pelajaran praktek, hati sangat bersemangat dan entah mengapa cepat nangkep.
Konsepnya dapat.

Tidak sampai di sana...
Ternyata banyak informasi tambahan yang mengiringi aktivitas luar kelas ini.

Aktivitas bergerak kesana-kemari mengerjakan sesuatu ternyata memberikan pengalaman yang menyenangkan.
Dan tentunya jauh dari kata bosan.

Bermain sekaligus belajar

Nah...
Praktek bisa dikemas menjadi ajang bermain yang menyenangkan. Contohnya ketika ada pelajaran tentang alam sekitar, ajaklah anak didik keluar kelas, melihat benda-benda apa saja yang ada disertai penjelasan ringan.

Mereka disuruh mencatat dan mengelompokkan mana yang termasuk benda mati atau makhluk hidup.

Kalau bisa, saat pencatatan, juga dilakukan diluar kelas. Biar mereka merasakan suasana belajar yang berbeda.





Diterapkan di rumah


Orang tua bisa memberikan permainan yang mendidik di rumah.

Ajaklah mereka bermain angka dan sebagainya. 
Sebagai orang tua tentu harus kreatif agar anak semakin semangat belajar dan rasa penasarannya terus bertumbuh.

Namanya juga anak kecil...
Jika dipaksa duduk diam 30 menit pasti bisa.
Bisa menangis, merengek, ngambek dan akhirnya tidak jadi belajar.

Sayang sekali kan?

Gunakan trik bermain ini, cobalah buat atau susun permainan yang secara tidak langsung menyisipkan pelajaran ke pikirannya.

Si kecil asyik bermain padahal ia sebenarnya sedang belajar.

Inilah yang mesti dilakukan...
Tentu saja untuk menanamkan pengetahuan baru, sehingga mereka semakin mudah mengikuti pelajaran di sekolah.

Baca tulis contohnya..
  • Ajak anak untuk bernyanyi abcdefg...
  • Lakukan setiap hari sampai hafal
  • Terus cobalah kenalkan hurufnya dari a sampai e dulu, jangan semuanya.
  • Usahakan tidak memaksa.
Jika dilakukan rutin, si anak dengan cepat menguasai huruf-huruf dan disusul kemampuan merangkai huruf menjadi suku kata.

Suku kata menjadi kata...
Butuh proses, tapi anak tidak terbebani.




Untuk anak SMP dan SMA


Bagi mereka yang sudah lebih besar, misalnya SMP atau SMA, guru bisa memberikan proyek kecil-kecilan tentang materi yang dipelajari.

Jadi mereka tidak hanya bengong menyantap materi yang diberikan.

Dengan adanya proyek, pikiran mereka tergerak untuk mencari masalah, mencari solusi dan akhirnya bisa menyampaikan kepada teman-teman yang lain.

Prosesnya pasti menyenangkan.
Asalkan tidak yang bikin mereka memutar otak terlalu keras.

Yang fun saja...

Misalnya pelajaran fisika, materi gerak benda.
Murid-murid bisa diajak menghitung kecepatan suatu benda secara nyata.

Misalnya sebuah mobil-mobil digerakkan, menempuh jarak tertentu dan waktunya dicatat dengan stopwatch.
Lakukan beberapa kali sampai mendapatkan data berbeda.

Terus hitung dengan rumusnya.

Ini lebih seru.
Mereka bisa mengerti rumus dan penerapannya dengan cepat.

Kesimpulan

Jadi membuat anak pintar tidak hanya dengan duduk mendengarkan penjelasan, tapi bermain membuat mereka mengerti konsep pelajaran lebih baik.

Karena dalam bermain kita bisa memberikan pemahaman kepada anak tanpa disadari olehnya. Terutama anak kecil, yang masih TK dan SD.

Proses belajar cenderung asyik, anak-anak malah antusias belajar, akhirnya berimbas kepada kecerdasan mereka.
Ayo ajak anak bermain sambil belajar..

Baca juga :

Post a Comment for "Mau Pintar? Bermainlah"