Belajar Dari Penjual Bakso Yang Selalu Bersemangat

Senyum dan semangat selalu mengiringi abang tukang bakso yang satu ini.

Di pagi hari ketika hendak mengambil dagangannya dan lewat di depan rumah, ia selalu memberikan senyum tulusnya sembari menyapa. Dan ketika pulang di sore harinya, senyum itu tetap mengembang dengan kuatnya.



Tidak ada perubahan antara pagi dan sore hari.
Energinya tetap menyala..

Itulah yang selalu saya lihat dari abang ini, ia tidak pernah melupakan senyum dan gerak langkahnya yang tegap, mantap dan penuh semangat, menandakan bahwa dia siap melayani para pembelinya, entah banyak atau sedikit.

Tidak pernah ada raut kekecewaan yang saya lihat dari abang ini ketika pulang. Wajahnya selalu berseri dan ramah.


Patut dicoba

Inilah yang berusaha saya tiru, bagaimana menghadapi hari-hari dengan penuh semangat, riang, senyum dan gembira.

Kalau sudah gembira, pekerjaan sesulit apapun akan menjadi lebih mudah dan menyenangkan.

Abang tukang bakso sudah memberikan pelajaran yang berharga dalam hidup, yaitu tulus, ikhlas dan selalu tersenyum dalam menghadapi sesuatu.

Oh ya, ada satu lagi pelajaran dari si abang, tetap semangat walaupun apa yang terjadi..

Bermodalkan senyum saja, beban yang ada dipundak terasa lebih ringan.

Sering kan kita dihadapkan pada situasi yang kurang menguntungkan dan dengan segera menggerutu mencari-cari pelampiasan kekesalan?

Saya sering sekali diterjang kejadian seperti itu.
Rasanya tidak enak..

Inginnya sih setiap hari segalanya berjalan dengan lancar tanpa halangan dan hasil maksimal tetap dalam genggaman.

Dan sayangnya itu hanya harapan.
Sayapun harus siap mengontrol diri ketika apa yang diharapkan tiba-tiba lenyap dalam sekejap. Nyesek banget.


  ⧪  Contoh Kasus

Ada pembeli yang sudah janjian akan mengambil barangnya ditempat yang sudah disepakati.

Sayapun meluncur setengah jam sebelum tenggat waktu. Wussshh....
Rasa senang sudah terpancar dan menyebar ke seluruh jiwa karena akan mendapatkan uang.

Ya, uang sangatlah berharga bagi saya untuk bertahan hidup.

Yap, lima menit kurang dari waktu saya sudah hadir di tempat janjian dan segera mengambil HP untuk membaca-baca berita sambil menunggu pelanggan datang.

Setelah melahap satu dua artikel, "ting ting..", suara pesan masuk.

"Siang mas, saya tidak jadi beli barangnya ya. Maaf"...

Jegerrrrrrrr....

Gimana ga nyesek diperlakukan semena-mena seperti itu.

Kalau misalnya dibatalkan sehari sebelum atau beberapa jam sebelum waktu janjian sih nyeseknya ga begitu dalam.

Tapi ini....
Ah sudahlah....

Kesimpulan

Dalam peristiwa "nyesek" seperti itulah saya selau mengaca kepada semangat penjual bakso yang lewat di depan rumah.

Kembangkanlah senyum selebar-lebarnya..

Saya mencoba untuk melakukan hal itu dan akhirnya lumayan mengurangi dominasi rasa tidak enak dihati.

Dan uniknya pikiran menjadi lebih jernih.

Kalut yang sebelumnya menyerang karena uang yang belum ada di depan mata kabur dalam hitungan singkat, menjadi lebih bisa diatasi.

Semangat dan senyum bisa menjadi andalan saya setiap hari yang harus berhadapan dengan situasi miris yang bisa datang kapanpun.

Siapa tahu sekarang batal mendapatkan rejeki dan besok mendapatkan pemasukan yang lebih berlipat lagi.

Siapa tahu ya..
Dan doakan saja itu akan terjadi..

Terima kasih abang tukang bakso...

Baca juga ya :

Post a Comment for "Belajar Dari Penjual Bakso Yang Selalu Bersemangat"